Sabtu, 18 Desember 2010

pesan untuk M3M

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Untuk M3M agar lebih maju. sebenarnya fasilitas yang ada dalam sekolah sudah sangat lengkap dan memadai, tapi dalam pembelajaran kita kurang memanfaatkan dan tidak adanya perbaikan. sudah banyak barang yang rusak tidak dipakai lagi di lab-lab sekolah. kenapa hanya membuang uang untuk selalu membangun jika kurang dimanfaatkan. dengan bangunan lama sebenarnya sudah bagus, hanya saja sudah rusak & hanya tinggal diperbaiki. dan sisa uangnya bisa membantu kami untuk memper ringan biaya buku kami, agar orang tua kami tidak terlalu terbebani biaya.

saya kurang tahu bagaimana administrasi M3M....
M3M tetap semangat untuk mendidik anak-anak bangsa ini

kesan UAS TIK

 menurut saya, soal UAS bagi saya kemaren cukup buat saya kecewa. karena dalam pengajaran setiap hari belum pernah di jelaskan sekalipun(sejarah blog) oleh guru pembimimbing, hanya disuruh membuka di Internet.
dengan itu akan semakin menyusahkan saya, karena tidak semua anak ada waktu untuk ngenet dlm waktu dkat dengan ujian. selain itu saya juga kesusahan dengan disitanya laptop di asrama yg semakin mempersulit pembelajaran.

 tentang soal yg dikeluarkan sangat tidak sesuai ketentuan, karena ad beberapa soal yang kurang jelas dan soal yang dibuat oleh orang lain, bukan guru pembimbing. jika pertanyaan yang diberikan tentang web, maka tidak akan ada habisnya. haruskah kita menghafal setiap web yang digunakan untuk blog? maka akan ada ribuan web yg harus kita hafal. belum tentu semua anak bisa, kecuali yang memang gila blog & internet.

 pengkoreksian dengan menggunakan scanner juga kurang bagus, tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna. kami banyak kecewa dengan pengoreksian itu. awalnya kami memang semangat dengan datangnya ujian, tapi karena dengan susah payah belajar, mudah dalam pengerjaan soal tapi nilai kami tetap saja jelek. hal itu yang membuat kami semakin hari semangat kami semakin turun.

yah mau gimana lagi, kita cuma bisa menerima hasil adanya, gak ada yang bisa kami lakukan.

semoga kerja keras kami menjadi manfaat bagi kami, walau terasa tak adil, aammiiinn.

Teknologi motor masa depan dengan bahanbakar air

GOOGLE

GOOGLE
Informasi Teknologi Motor Masa Depan Inovasi Terbaru Bahan Bakar Air
Seperti apakah sepeda motor masa depan? Apakah yang 1.000 cc seperti ditunggangi Valentino Rossi dalam ajang MotoGP? Ternyata yang dicari bukan seperti itu, tetapi motor yang irit bahan bakar, bahkan kalau perlu tidak menggunakan BBM, atau
motor-motor unik lainnya
SALAH satu inovasi baru yang diprediksi menjadi motor masa depan adalah ENV Fuel Cell Bike. Pasalnya, motor ini bukan hanya memiliki tampilan “jantan”, tetapi juga bisa dioperasikan dengan bahan bakar air ! Ya, bahan bakarnya cuma air.
ENV diyakini bakal menjadi motor pertama yang mampu mengubah sumber daya alam seluruhnya menjadi tenaga listrik. Selain menggunakan air, motor ini memang juga bisa dioperasikan dengan fuel cell.
Jika Anda mengisinya dengan air secara full tank, motor bisa berjalan selama empat jam nonstop atau sejauh 160 kilometer. Maka, bersiap-siaplah menabung karena ENV Fuel Cell Bike akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Motor yang diciptakan anak muda berusia 19 tahun, Ben J Poss Gulak (Kanada) ini sebenarnya memiliki dua roda.
Hanya saja, kedua roda tersebut dalam posisi sejajar. Meski posisinya sejajar, kedua roda ini mampu menopang bodi kendaraan.
Selain unik, motor ini juga tidak memerlukan bahan bakar. Untuk mengoperasikannya hanya memerlukan energi listrik.
Jadi, tak perlu repot-repot cari bensin. “Memang untuk tujuan pencemaran lingkungan inilah saya menciptakan motor ini,” kata Ben.
Untuk mengemudikannya, diperlukan keseimbangan tubuh yang lebih prima, di samping persyaratan berat badan dan posisi pengendaranya.
Sebab bobot kendaraan ini hanya 54,4 kg saja.
Untuk menghidupkan mesin motor ini, pengguna hanya tinggal menekan tombol “on”.
Agar motor ini dapat bergerak ke depan, pengendara harus memindahkan berat badannya ke depan. Apabila badan makin condong ke depan, maka kecepatan kendaraan pun makin tinggi.
Sedangkan untuk menurunkan kecepatan atau menggerakkan motor ke belakang, pengendara juga tinggal memundurkan tubuhnya hingga condong ke belakang. Sepeda Elektrik Selain ENV dan The Uno, ada lagi kendaraan yang bakal memikat masyarakat. Produknya memang belum diluncurkan ke pasaran, tetapi sudah diperlihatkan dalam WiMax Expo Taipei di Taiwan, tahun lalu.
Motor ini lebih tepat disebut sebagai sepeda elektrik, yang diproduksi oleh Intel dan menggunakan sebuah komputer berteknologi layar sentuh dan koneksi berbasis WiMax.
Meski kecepatannya relatif rendah, cuma 10-30 km/jam, alat transportasi ini ramah lingkungan. Pengguna dapat menaiki kendaraan tanpa khawatir tersesat di jalan, karena sudah dilengkapi dengan piranti GPS (global positioning system).
Sembari berjalan, pengguna dapat mendengarkan MP3, internet, radio, serta menonton video. Bagi para pekerja mobile, sepeda elektrik ini mungkin saja menjadi gadget impian teranyar.
Berkat bantuan piranti WiMax, maka browsing internet, email, hingga menelpon via Skype pun dapat dilakukan sembari menaiki kendaraan ini.
GOOGLE
GOOGLE

Kamis, 07 Oktober 2010

Batik negeri kita

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa). Yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun menurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
Perempuan-perempuan Jawa dimasa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian sehingga dimasa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul dikenal sebagai batik cap atau batik cetak sementara batik tradisional yang diproduksi dengan tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
Jadi menurut teknik:
• Batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
• Batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Sedangkan ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas dan beberapa corak hanya boleh dipakai kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa dan juga mempopulerkan corak phoenix (burung api). Bangsa penjajah Eropa juga berminat pada batik dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah seperti gedung atau kereta kuda termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Tetapi batik tradisional tetap mempertahankan coraknya dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa Orde baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negeri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat. Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita. Sampai akhirnya setiap pegawai harus memakai batik pada setiap hari Jumat.
Batik, satu dari sekian banyak kekayaan budaya Indonesia. Dulu orang mengenal batik sebagai barang kuno, dan kebanyakan digunakan sebagai kain gendongan oleh ibu-ibu atau bahkan nenek kita. Jarang sekali kaum muda yang mengenakan batik. Bahkan batik hanya digunakan untuk acara-acara resmi atau acara tertentu saja.
Tapi kini, anda juga mungkin merasakan dan melihat secara langsung, batik digunakan oleh banyak kalangan. Seolah olah batik sedang berada dipuncak kejayaannya. Orang berlomba-lomba mengenakan batik, pria, wanita, tua, muda. Tidak hanya masyarakat biasa, batik juga sudah merambah kekalangan artis. Dengan berbagai macam alasan mereka menggunakan batik.
Ada yang sekedar mengikuti tren. Seperti yang saya kutip dari seorang artis, “Iya sih, tadi nya kan batik ini udah old fashion, punya ibuku. Tapi sekarang lagi musim, ya aku pakai aja…”.
Ada juga yang berdalih melestarikan kekayaan budaya. Ada yang mengaitkan ini dengan kebangkitan nasional, batik ditandai sebagai kebangkitan budaya.
Akhirnya batik tidak lagi menjadi busana kuno dan pakaian resmi saja, tapi menjadi busana yang mendominasi dunia fashion tahun 2008.
Apakah benar ini kebangkitan budaya yang penuh semangat nasionalisme? Atau hanya sekedar tren fashion untuk satu tahun saja lalu tenggelam? Atau hanya karena kecermatan pebisnis melihat peluang bisnis yang lumayan menjanjikan?
Tapi apapun itu, paling tidak secara tak langsung para pengguna batik ini telah menyelamatkan salah satu kekayaan budaya kita yang nyaris dicuri bangsa lain.
Serta yang terpenting, para pengguna batik, secara sadar dan tidak sadar telah mengapresiasi hasil karya pengrajin batik di daerah yang selama bertahun-tahun nyaris tidak pernah merasakan hasil karya mereka benar benar dihargai.
Terimakasih mbah, ibu di Solo, Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan dan di manapun yang terus menyumbangkan karya-karya indahnya untuk kebudayaan bangsa ini.

readmore

Batik pekalongan
Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer di dan terkenal dari pekalongan adalah motif batik Jlamprang.
Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar jawa, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, hingga Makassar. Biasanya pedagang batik di daerah ini memesan motif yang sesuai dengan selera dan adat daerah masing-masing.
Keistimewaan Batik Pekalongan adalah, para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman . Misalnya pada waktu penjajahan Jepang, maka lahir batik dengan nama’Batik Jawa Hokokai’,yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik jawa hokokai ini merupakan batik pagi-sore. Pada tahun enampuluhan juga diciptakan batik dengan nama tritura. Bahkan pada tahun 2005, sesaat setelah presiden SBY diangkat muncul batik dengan motif ‘SBY’ yaitu motif batik yang mirip dengankain tenun ikat atau songket. Motif yang cukup populer akhir-akhir ini adalah motif Tsunami. Memang orang Pekalongan tidak pernah kehabisan ide untuk membuat kreasi motif batik.